Para ibu rumah tangga seringkali kesulitan menghadapi anak yang merengek atau bertengkar dengan kakak-adiknya. Terutama jika jarak usia anak sangat dekat. Emosi bisa saja terpancing, namun membentak anak bukanlah cara yang baik untuk perkembangannya.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Seto Mulyadi, atau akrab disapa Kak Seto, mengatakan bahwa seorang ibu harus belajar melatih diri mengontrol emosi. Caranya bisa beragam, kuncinya hadapi anak dengan tenang, sabar, dan kasih sayang.
“Musik paling indah adalah saat mendengar anak merengek. Melihat tangan anak kotor dengan makanan atau mainannya, adalah keindahan. Momen seperti ini tidak akan terulang saat anak dewasa, jadi nikmati dinamika dan romantikanya. Ibu bisa mengatasi anak dengan kesabaran, dan bukan bentakan atau kata kasar,” jelas Kak Seto dalam acara Metro Pagi yang ditayangkan Metro TV, Sabtu (10/4/2010) pagi tadi.
Perlu dipahami bahwa perilaku anak muncul karena nalurinya sebagai anak-anak. Orang dewasa, dalam hal ini ibu, sebaiknya menanggapi perilaku anak dengan tepat, kata Kak Seto.
Emosi ibu yang biasanya terpancing perilaku anak bisa disalurkan dengan berbagai aktivitas yang positif, lanjutnya.
“Kalau jengkel, ibu bisa pergi ke dapur atau kamar mandi. Alihkan emosi dengan mengerjakan pekerjaan lain seperti mencuci perabotan, menyikat kamar mandi, atau apa pun yang mengalihkan emosi, daripada menumpahkan emosi kepada anak-anak,” tukas Kak Seto.
Menyanyi lebih baik daripada berteriak, saat kesal dengan perilaku anak. Bagaimanapun anak menangkap apa yang dilakukan orang dewasa. Jika orangtua mengeluarkan kata kasar, anak belajar darinya. Jika emosi orangtua disalurkan dengan sesuatu yang positif, anak akan merekam hal positif pula.
“Dengan cara ini, rasa yang kemudian muncul adalah bersyukur. Ibu mensyukuri masih bisa menikmati tangisan anak, yang tidak akan ditemuinya lagi saat anak remaja. Anak juga merasa bersyukur karena orangtuanya bersikap baik meski perilaku mereka memancing emosi,” tandasnya.